PERSYARATAN PENGELUARAN DAN  PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA (OPTK) ANTAR AREA DI DALAM NEGERI



Dalam Bab ini akan dibahas persyaratan pengeluaran dan pemasukan media pembawa OPTK dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara RI. Pengertian area menurut peraturan perundangan karantina tumbuhan adalah daerah dalam suatu pulau, atau pulau, atau kelompok pulau di dalam wilayah negara RI yang dikaitkan dengan pencegahan penyebaran OPTK. Dewasa ini, dikarenakan masalah kondisi geografis, secara umum tindakan karantina tumbuhan dilakukan dari satu pulau ke pulau lain. Pembahasan akan meliputi persyaratan umum, pemeriksaan di atas alat angkut, persyaratan tambahan, serta tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa OPTK yang ditetapkan.

1. Persyaratan  Umum

  1. Setiap media pembawa OPTK yang akan dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI, wajib :
(1)  dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari area asal bagi tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali media pembawa OPTK yang tergolong benda lain;
(2)  melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan;
(3)  dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina tumbuhan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan;
(4)  dalam hal tertentu, Menteri Pertanian dapat menetapkan kewajiban tambahan.
Kewajiban di atas dikenakan terhadap setiap media pembawa OPTK yang dibawa atau dikirim dari suatu area yang tidak bebas ke area lain yang bebas dari OPTK.
  1. Pelaporan dan penyerahan media pembawa :
(1)  di tempat pengeluaran, pelaporan dan penyerahan media pembawa OPTK dilakukan oleh pemilik kepada petugas karantina tumbuhan di tempat pengeluaran sebelum media pembawa OPTK tersebut dimuat ke atas alat angkut yang akan memberangkatkannya, dan terhadap media pembawa OPTK tersebut akan dilakukan pemeriksaan.
(2)  di tempat pemasukan untuk barang muatan atau barang bawaan, pelaporan pemasukan dilakukan oleh pemilik paling lambat pada saat media pembawa OPTK tersebut tiba di tempat pemasukan dan penyerahannya dilakukan pada saat tiba di tempat pemasukan;
(3)  di tempat pemasukan untuk kiriman pos, penyerahan media pembawa OPTK tersebut kepada petugas karantina tumbuhan dilakukan oleh petugas pada saat media pembawa OPTK tersebut tiba di tempat pemasukan, sedangkan laporan pemasukannya dilakukan oleh pemilik selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah yang bersangkutan menerima pemberitahuan dari kantor pos.
  1. Apabila pemilik tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam point b (2) dan (3) di atas , maka terhadap media pembawa OPTK tersebut dilakukan penahanan paling lama 14 (empat belas) hari. Selama media pembawa OPTK berada dalam penahanan, pemilik harus melaporkan pemasukan media pembawa OPTK tersebut kepada petugas karantina tumbuhan setempat. Apabila setelah lewat jangka waktu penahanan pemilik tidak melaporkan pemasukan media pembawa OPTK kepada petugas karantina, maka terhadap media pembawa OPTK tersebut dilakukan penolakan.
  2. Apabila persyaratan wajib, tambahan, dan dilaporkan di tempat pemasukan kepada petugas karantina tumbuhan, maka terhadap media pembawa OPTK tersebut dilakukan pembebasan.
  3. Apabila persyaratan wajib tidak dapat dipenuhi, maka terhadap media pembawa OPTK tersebut dilakukan pemeriksaan kesehatan.
  4. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata media pembawa OPTK tersebut :
(1)  merupakan media pembawa OPTK yang pemasukan dan pengeluarannya dikenakan tindakan pengasingan dan pengamatan, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan pengasingan dan pengamatan;
(2)  tidak bebas dari OPTK Golongan II, maka terhadap media pembawa OPTK tersebut dilakukan perlakuan.
(3)  tidak bebas dari OPTK Golongan I, busuk atau rusak dan/atau merupakan jenis-jenis media pembawa OPTK yang pemasukan dan pengeluarannya tidak diperbolehkan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran bersangkutan atau dikeluarkan dari area bersangkutan atau dimasukkan ke area tujuan dan/atau tidak memenuhi persyaratan administrasi dan/atau persyaratan teknis, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan penolakan;
(4)  bebas dari OPTK, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan pembebasan.
  1. Jangka waktu pengasingan dan pengamatan disesuaikan dengan masa inkubasi OPTK yang akan dideteksi. Apabila selama dalam pengasingan dan pengamatan, ternyata media pembawa tersebut :
(1)  tidak bebas dari OPTK Golongan I, busuk atau rusak, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan penolakan;
(2)  tidak bebas dari OPTK Golongan II, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan perlakuan;
(3)  bebas dari OPTK, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan pembebasan.
  1. Apabila setelah dilakukan perlakuan, ternyata media pembawa tersebut :
(1)  tidak bebas dari OPTK Golongan II, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan penolakan;
(2)  bebas dari OPTK Golongan II, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan pembebasan.

2. Pemeriksaan Di Atas Alat Angkut

a.     Pemeriksaan terhadap media pembawa OPTK yang dimasukkan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI dapat dilakukan di atas alat angkut, apabila :
(1)  media pembawa OPTK dimaksud berasal dari area atau transit di area tertular wabah;
(2)  alat angkut media pembawa OPTK dimaksud berasal dari area atau transit di area yang tertular wabah;
(3)  media pembawa OPTK dimaksud berasal dari area atau transit di area yang mempunyai risiko tinggi; atau
(4)  berdasarkan pertimbangan petugas karantina tumbuhan, pemeriksaan terhadap media pembawa OPTK tersebut perlu dilakukan di atas alat angkut.
b.     Apabila setelah dilakukan pemeriksaan di atas alat angkut, ternyata media pembawa OPTK tersebut :
(1)     tidak bebas dari OPTK Golongan II, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan perlakuan di atas alat angkut;
(2)     tidak bebas dari OPTK Golongan I, busuk, rusak atau merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya, maka terhadap media pembawa OPTK tersebut dilakukan penolakan dan dilarang diturunkan dari alat angkut yang membawanya;
(3)     bebas dari OPTK, maka media pembawa OPTK tersebut dapat diturunkan dari alat angkut yang membawanya dengan tetap memberlakukan ketentuan persyaratan umum/wajib.
c. Apabila setelah dilakukan perlakuan, ternyata media pembawa OPTK tersebut :
(1)       tidak bebas dari OPTK Golongan II, maka terhadap media pembawa OPTK tersebut dilakukan penolakan dan dilarang diturunkan dari alat angkut yang membawanya;
(2)       bebas dari OPTK Golongan II, dengan tertap memperhatikan persyaratan wajib, maka terhadap media pembawa OPTK tersebut dapat diturunkan dari alat angkut yang membawanya.
d.     Apabila setelah 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat penolakan oleh pemiliknya ternyata media pembawa OPTK yang tidak bebas dari OPTK Golongan I, busuk, rusak atau merupakan jenis yang dilarang pemasukannya, tidak/belum dibawa ke luar dari tempat pemasukan atau area bersangkutan oleh pemiliknya, maka media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut yang membawanya untuk dimusnahkan.
e. Apabila tanpa persetujuan petugas karantina tumbuhan, media pembawa OPTK yang ditolak dan dilarang diturunkan dari alat angkut, oleh suatu sebab yang bukan berdasarkan pertimbangan teknis petugas karantina tumbuhan diturunkan dari alat angkut yang membawanya, maka terhadap media pembawa OPTK tersebut dilakukan pemusnahan.
f.   Dalam hal perlakuan tidak mungkin dilaksanakan di atas alat angkut, terhadap media pembawa OPTK tersebut dilakukan penolakan dan media pembawa OPTK tersebut dilarang diturunkan dari alat angkut yang membawanya.
g. Setiap media pembawa OPTK yang ditolak pemasukan atau pengeluarannya dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI, paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat penolakan oleh pemilik, harus sudah dibawa ke luar oleh pemiliknya dari tempat pemasukan atau pengeluaran. Apabila setelah jangka waktu tersebut, media pembawa tersebut tidak/belum dibawa ke luar dari tempat pemasukan atau pengeluaran yang bersangkutan oleh pemiliknya, maka terhadap media pembawa OPTK tersebut dilakukan pemusnahan.

3. Persyaratan Tambahan Dalam Pengeluaran dan Pemasukan Media Pembawa 
    OPTK Antar Area

  1. Persyaratan tambahan dikenakan apabila dalam suatu keadaan yang ditetapkan berdasarkan AROPT, media pembawa OPTK dinilai memiliki potensi yang besar untuk mengakibatkan terjadinya penyebaran OPT. AROPT terhadap media pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian cq. Pusat Karantina Tumbuhan. Berdasarkan hasil AROPT ditentukan manajemen risiko untuk mencegah terbawa atau terkirimnya OPTK dan atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Penting (OPTP) dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI.
  2. Persyaratan tambahan terdiri dari persyaratan teknis atau persyaratan kelengkapan dokumen.
  3. Untuk memastikan media pembawa OPTK yang akan dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI bebas dari OPTK atau OPTP dapat dilakukan verifikasi  dan atau tindakan karantina tumbuhan di area asal. Pelaksanaan verifikasi dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian cq. Pusat karantina Tumbuhan dan dapat melibatkan para ahli dan atau instansi terkait. Verifikasi adalah kegiatan untuk memastikan kebenaran keterangan status keberadaan OPTK dan atau OPTP serta pelaksanaan manajemen risiko OPTK.
  4. Persyaratan teknis antara lain meliputi :
(1)  media pembawa OPTK harus berasal dari area asal di dalam wilayah negara RI yang bebas dari infestasi OPTK dan atau OPTP, yang dinyatakan dalam kolom keterangan tambahan (additional declaration) pada Surat Kesehatan Tumbuhan yang menyertai kiriman;
(2)  media pembawa OPTK yang berasal dari area produksi di negara asal yang tidak bebas dari infestasi OPTK dan atau OPTP harus diberi perlakuan tertentu sebelum dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI, yang dinyatakan dalam kolom perlakuan (treatment) pada Surat Kesehatan Tumbuhan yang menyertai kiriman;
(3)  media pembawa OPTK harus dikemas dengan menggunakan jenis kemasan tertentu, yang dinyatakan antara lain dengan marka/label;
(4)  media pembawa OPTK harus diangkut dengan menggunakan menggunakan jenis dan rute alat angkut tertentu, yang dapat dibuktikan melalui dokumen perjalanan alat angkut.
  1. Persyaratan kelengkapan dokumen antara lain berupa :
(1)  Sertifikat Perlakuan yang menyertai Surat Kesehatan Tumbuhan Antar Area dari area asal;
(2)  Surat Keterangan Area Asal;
(3)  Rencana Kedatangan Alat Angkut;
(4)  Daftar Muatan Kapal (inward manifest);
(5)  Cargo manifest;
(6)  Bill of Lading (BL);
(7)  Airway Bill (AWB);
(8)  Packing List.

4. Tempat Pemasukan Dan Pengeluaran Media Pembawa OPTK DI Dalam Negeri 
     (Antar Area)

 Bandar Udara :
(1)  Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh.
(2)  Cut Nyak Dien – Meulaboh
(3)  Malikul Saleh – Lhok Seumawe
(4)  Maimun Saleh - Sabang
(5)  Polonia – Medan
(6)  Binaka – Gunung Sitoli
(7)  Pinang Sore – Sibolga
(8)  Aek Godang – Padang Sidempuan
(9)  Tabing – Padang
(10)         Sultan Syarif Kasim II - Pakanbaru
(11)         Hang Nadim – Batam
(12)         Kijang – Tanjung Pinang
(13)         Dabo – Singkep
(14)         Japura – Rengat
(15)         Sultan Thaha – Jambi
(16)         Padang Kemiling - Bengkulu
(17)         Sultan Mahmud Badarudin II – Palembang
(18)         Depati Amir – Bangka
(19)         H.A.S. Hanandjoedin – Tanjung Pandan
(20)         Raden Inten II – Bandar Lampung
(21)         Halim Perdana Kusuma – Jakarta
(22)         Soekarno Hatta – Cengkareng
(23)         Husein Sastranegara – Bandung
(24)         Panggung – Cirebon
(25)         Ahmad Yani - Semarang
(26)         Adi Sumarmo – Solo
(27)         Tunggul Wulung - Cilacap
(28)         Adi Sucipto - Yogyakarta
(29)         Juanda – Surabaya
(30)         Ngurah Rai – Denpasar
(31)         Selaparang – Mataram
(32)         M. Salahudin – Bima
(33)         Brang Biji – Sumbawa Besar
(34)         El Tari – Kupang
(35)         Wai Oti – Maumere
(36)         Mau Hau – Waingapu
(37)         Satar Tacik – Ruteng
(38)         Waikabubak – Tambolaka
(39)         M. Hasan Aoeboesman – Ende
(40)         Ipi – Ende
(41)         Gewayantana – Larantuka
(42)         Alor – Mali
(43)         Komodo – Labuhan Bajo
(44)         Supadio - Pontianank
(45)         Rohadi Oesman – Ketapang
(46)         Susilo – Sintang
(47)         Cilik Riwut – Palangkaraya
(48)         Iskandar – Pangkalan Bun
(49)         M. Hasan – sampit
(50)         Beringin – Muara Tewe
(51)         Syamsudin Noor – Banjarmasin
(52)         Stagen – Kota Baru
(53)         Sepinggan - Balikpapan
(54)         Juwata – Tarakan
(55)         Temindung – Samarinda
(56)         Kalimarau – Berau
(57)         Nunukan - Nunukan
(58)         Sam Ratulangi – Manado
(59)         Naha – Tahuna
(60)         Mutiara – Palu
(61)         Kasiguncu – Poso
(62)         Bubung – Luwuk
(63)         Taliabo Bobong – Toli-Toli
(64)          Hasanuddin – Makasar
(65)         Pongtiku – Tana Toraja
(66)         Andijemna – Masamba
(67)         Wolter Monginsidi – Kendari
(68)         Pomalaa - Kolaka
(69)         Patimura – Ambon
(70)         Babullah – Ternate
(71)         Usman Sidik – Labuha
(72)         Kijabang – Kao
(73)         Bandanaira - Banda
(74)         Frans Kaisiepo – Biak
(75)         Sentani – Jayapura
(76)         Jeffman – Sorong
(77)         Mopah – Merauke
(78)         Paniai – Nabire
(79)         Wamena – Jayawijaya
(80)         Rendani – manokwari
(81)         Torea – Fak-Fak
(82)         Utarum – Kaimana
(83)         Sorong Daratan - Sorong
(84)         Tembaga Pura – Timika

Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Sungai
(1)  Malahayati/Krueng Raya – Banda Aceh
(2)  Sabang – Sabang
(3)  Lhok Seumawe – Lhok Seumawe
(4)  Kuala Langsa – Kuala Langsa
(5)  Meulaboh – Meulaboh
(6)  Susoh – Susoh
(7)  Blang Lancang – Blang lancang
(8)  Lhok Nga – Lhok Nga
(9)  Singkil – Singkil
(10)         Kuala Beukeuh – Kuala Beukeuh
(11)         Belawan – Medan
(12)         Gunung Sitoli - Nias
(13)         Tanjung Balai Asahan – Tanjung Balai Asahan
(14)         Kuala Tanjung – Kuala Tanjung
(15)         Sibolga – Sibolga
(16)         Pangkalan Brandan – Pangkalan Brandan
(17)         Pangkalan Susu – Pangkalan Susu
(18)         Teluk Bayur – Padang
(19)         Jambi – Jambi
(20)         Muara Sabak – Muara Sabak
(21)         Kuala Tungkal – Kuala Tungkal
(22)         Dumai – Dumai
(23)         Pekanbaru – Pekanbaru
(24)         Tanjung Pinang – Tanjung Pinang
(25)         Selat Kijang – Selat Kijang
(26)         Batu Ampar – Batam
(27)         Kabil – Kabil
(28)         Panau Nongsa – Panau Nongsa
(29)         Sekupang – Batam
(30)         Rengat - Rengat
(31)         Bagan Siapi-api – Bagan Siapi-api
(32)         Tanjung Balai Karimun – Tanjung Balai Karimun
(33)         Tembilahan - Tembilahan
(34)         Dabo Singkep – Dabo Singkep
(35)         Siak Sri Indarpura – Siak Sri Indrapura
(36)         Kijang – Tangjung Pinang
(37)         Kuala Enok – Kuala Enok
(38)         Pasir Panjang – Pasir Panjang
(39)         Sungai Pakning – Bengkalis
(40)         Udang Natuna – Kepulauan Riau
(41)         Sambu Belakang Padang – Sambu Belakang Padang
(42)         Tanjung Uban – Tanjung Uban
(43)         Komodo – Labuhan Bajo
(44)         Supadio – Pontianak
(45)         Rohadi Oesman – Ketapang
(46)         Susilo – Sintang
(47)         Cilik Riwut – Palangkaraya
(48)         Iskandar – Pangkalan Bun
(49)         H. Hasan – Sampit
(50)         Beringin – Muara Tewe
(51)         Syamsudin Noor – Banjarmasin
(52)         Stagen – Kota Baru
(53)         Sepinggan – Balikpapan
(54)         Juwata – Tarakan
(55)         Temindung – Samarinda
(56)         Kalimarau – Berau
(57)         Nunukan – Nunukan
(58)         Sam Ratulangi – Manado
(59)         Naha – Tahuna
(60)         Balongan – Balongan
(61)         Cigading – Cigading
(62)         Merak – Merak
(63)         Shinta Arjuna – Shinta Arjuna
(64)         Tanjung Leneng – Tanjung Leneng
(65)         Tanjung Sekong – Tanjung Sekong
(66)         Tanjung Priok – Jakarta
(67)         Tanjung Intan – Cilacap
(68)         Tanjung Emas – Semarang
(69)         Pekalongan - Pekalongan
(70)         Tegal – Tegal
(71)         Ketapang – Banyuwangi
(72)         Tanjung Perak – Surabaya
(73)         Panarukan – Panarukan
(74)         Probolinggo - Probolinggo
(75)         Gresik – Gresik
(76)         Kodeco Madura – Madura
(77)         Poleng – Poleng
(78)         Kamal – Bangkalan
(79)         Benoa – Denpasar
(80)         Celukan Bawang – Celukan Bawang
(81)         Lembar – Mataram
(82)         Badas – Sumbawa
(83)         Brang Biji – Sumbawa Besar
(84)         Alas - Sumbawa
(85)         Bima – Bima
(86)         Soro – Kempo
(87)         Labuhan Haji – Labuhan Haji
(88)         Larantuka – Larantuka
(89)         Dompu – Sumbawa Besar
(90)         Tenau – Kupang
(91)         Wini – Wini
(92)         Ende - Ende
(93)         Maumbawa – Maumbawa
(94)         Waikelo - Waikelo
(95)         Atapupu – Belu
(96)         Kalabahi – Alor
(97)         Kendidi/Reo – Manggarai
(98)         Baa/Rote - Rote
(99)         Maumere - Maumere
(100)      Waingapu – Waingapu
(101)      Pontianak – Pontianak
(102)      Sintete – Sintete
(103)      Ketapang – Ketapang
(104)      Telok Air – Telok Air
(105)      Sampit - Sampit
(106)      Pulang Pisau – Pulang Pisau
(107)      Kuala Kapuas – Kuala Kapuas
(108)      Kumai – Pangkalan Bun
(109)      Rambang – Palangkaraya
(110)      Mentaya - Sampit
(111)      Trisakti – Banjarmasin
(112)      Kota Baru – Kota Baru
(113)      Mentaya - Sampit
(114)      Balikpapan – Balikpapan
(115)      Lingkas – Tarakan
(116)      Batulicin – Samarinda
(117)      Nunukan – Nunukan
(118)      Bontang – Bontang
(119)      Bekapai – Bekapai
(120)      Bunyu – Bunyu
(121)      Tanjung Batu – Tanjung Batu
(122)      Tanjung Santan – Tanjung Santan
(123)      Tanjung Sangata – tanjung Sangata
(124)      Tanjung Bara Sangata – Tanjung Bara Sangata
(125)      Tekluk Sibuko – Teluk Sibuko
(126)      Senipah - Senipah
(127)      Makassar – Makassar
(128)      Paotere - Makassar
(129)      Pare Pare – Pare Pare
(130)      Polewali – Polmas
(131)      Majene – Majene
(132)      Mamuju – Mamuju
(133)      Balantang - Malili
(134)      Pomalaa – Pomalaa
(135)      Donggala – Donggala
(136)      Toli-Toli – Toli-Toli
(137)      Luwuk Banggai – Luwuk Banggai
(138)      Kendari – Kendari
(139)      Bau-Bau – Bau-Bau
(140)      Raha – Muna
(141)      Wanci - Buton
(142)      Pantoloan – Pantoloan
(143)      Bitung – Bitung
(144)      Gorontalo – Gorontalo
(145)      Manado – manado
(146)      Kwandang – Kwandang
(147)      Labuhan Uki – Labuhan Uki
(148)      Tahuna – Tahuna
(149)      Anggrek – Manado
(150)      Sangir – Sangihe Talaud
(151)      Ambon – Ambon
(152)      Ternate – Ternate
(153)      Galala – Galala
(154)      Pulau Gebe – Pulau Gebe
(155)      Waisarisa - Waisarisa
(156)      Tual – Maluku Utara
(157)      Jayapura – Jayapura
(158)      Sorong – Sorong
(159)      Biak – Biak
(160)      Fakfak – Fakfak
(161)      Manokwari – Manokwari
(162)      Merauke – Merauke
(163)      Amamapare - Amamapare
(164)      Teluk Kasim/Salawati – Sorong

Pelabuhan Penyeberangan
(1)  Balohan – Aceh
(2)  Sinabang – Sinabang
(3)  Teluk Bungus – Teluk Bungus
(4)  Bengkalis – Bengkalis
(5)  Sikakap – Sikakap
(6)  Tua Pejat – Tua Pejat
(7)  Mengkapan – mengkapan
(8)  Rumbai Jaya – Rumbai Jaya
(9)  Mumpa – Mumpa
(10)        Kayu Arang – Kayu Arang
(11)        Sadai – Sadai
(12)        Tanjung Ru – Tanjung Ru
(13)        Kahyapu – Enggano
(14)        Bakauheni – Lampung
(15)        Merak – Merak
(16)        P. Tidung – P. Tidung
(17)        P. Kelapa – P. Kelapa
(18)        P. Pramuka – P. Pramuka
(19)        Kalipucang – Kalipucang
(20)        Majingklak - Majingklak
(21)        Kalianget – Sidoarjo
(22)        Ujung – Surabaya
(23)        Ketapang – Banyuwangi
(24)        Kamal – Madura
(25)        Jangkar – Madura
(26)        Gilimanuk – Gilimanuk
(27)        Padang Bai – Padang Bai
(28)        Lembar – Mataram
(29)        Labuhan Lombok – Lombok
(30)        Bolok – Sumbawa
(31)        Lewoleba – Lewoleba
(32)        Pototano – Sumbawa
(33)        Sape – Lombol
(34)        Komodo – Komodo
(35)        Labuhan Bajo – Labuhan Bajo
(36)        Rote – Sumbawa
(37)        Sabu Seba – Sabu Barat
(38)        Kariabela – Kariabela
(39)        Ilwaki – Ilwaki
(40)        Siantan – Siantan
(41)        Khatulistiwa – Khatulistiwa
(42)        Rasau Jaya – Rasau Jaya
(43)        Teluk Batang – Teluk batang
(44)        Tayan – Tayan
(45)        Traju – Traju
(46)        Sekura – Sekura
(47)        Sekura Sbr – Sekura Sbr
(48)        Kartiasa – Kartiasa
(49)        Kartiasa Sbr – Kartiasa Sbr
(50)        Semuntai – Semuntai
(51)        Sekadau – Sekadau
(52)        P. Telo – P. Telo
(53)        Maluwen – Maluwen
(54)        Kapuas – Kapuas
(55)        Kapuas Sbr – Kapuas Sbr
(56)        Batu Licin – Batu Licin
(57)        Tanjung Serdang – Tanjung Serdang
(58)        Penajam – Penajam
(59)        Balikpapan – Balikpapan
(60)        Kariangau – Kariangau
(61)        Pasangkayu – Mamuju
(62)        Bira – Bira
(63)        Pamatata – Pamatata
(64)        Kolaka – Kolaka
(65)        Bajoe – Bone
(66)        Kendari – Kendari
(67)        Wawoni – Wawoni
(68)        Torobolu – Torobolu
(69)        Tampo – Tampo
(70)        Bau-bau – Bau-Bau
(71)        Wara – Wara
(72)        Taipa – Taipa
(73)        Luwuk – Luwuk
(74)        Salakan – Salakan
(75)        Pagimana – Pagimana
(76)        Gorontalo – Gorontalo
(77)        Bitung – Bitung
(78)        Pananaro – Pananaro
(79)        Bastiong – Bastiong
(80)        Sidangole – Sidangole
(81)        Rum – Rum
(82)        Poka – Poka
(83)        Galala – Galala
(84)        Hunimua – Hunimua
(85)        Waipirit – Waipirit
(86)        Namlea – Namlea
(87)        Kledamak – Sorong
(88)        Jefman - Sorong


Kantor Pos Besar :

Semua kantor Pos yang oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang Pos atau pejabat yang ditunjuk olehnya, telah ditetapkan sebagai Kantor Pos yang ditunjuk sebagai tempat keluar-masuknya pos paket dan kiriman pabean dengan harga tanggungan.

Comments