Ekonomi Makro Bab II Pendapatan Nasional

BAB II
PENDAPATAN NASIONAL


1. Pengertian Pendapatan Nasional (National Income)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data pendapatan nasional negara tersebut. Pendapatan nasional biasanya didefinisikan sebagai nilai seluruh barang jadi dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama waktu tertentu. Pendapatan nasional digambarkan oleh perkiraan besarnya GDP (gross domestic product = produk domestic bruto = PDB) atau GNP (gross national product = produk nasional bruto = PNB).

2. Konsep Pendapatan Nasional

2.1.  GNP (Gross National Product = Produk Nasional Bruto = PNB)
    
GNP adalah nilai dari seluruh barang dan jasa (output) yang diproduksi seluruh penduduk suatu negara, baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, dalam perekonomian pada suatu jangka waktu tertentu.

Disebut bruto (gross) karena memasukkan penyusutan dalam perhitungannya.

2.2. GDP (Gross Domestic Product = Produk Domestik Bruto = PDB)

GDP adalah nilai dari seluruh barang dan jasa (output) yang dihasilkan di dalam negeri, baik oleh penduduk negeri itu maupun warga negara asing yang ada di negara tersebut

Contoh : Output dari Citibank (milik AS) di Indonesia masuk dalam GNP AS dan tidak masuk GNP Indonesia tetapi merupakan GDP Indonesia.

2.3. GNP/GDP Nominal & Riil

GNP/GDP nominal mengukur nilai output pada harga yang berlaku pada masa output diproduksi.

GNP/GDP riil mengukur nilai output pada periode kapan saja pada tingkat harga suatu tahun dasar (base year)

Contoh : misalkan suatu negara hanya menghasilkan dua jenis output, teh dan kopi.
·       GDP nominal tahun 2000 :
     Teh    : 100 ton @ $1/kg                       =        $100.000
     Kopi : 50 ton @ $2/kg                            =        $100.000
     Total                                                     =        $200.000

·       GDP nominal tahun 2006 :
     Teh    : 120 ton @ $1,5/kg                     =        $180.000
     Kopi : 100 ton @ $2,5/kg                       =        $250.000
     Total                                                     =        $430.000

·       GDP rill tahun 2006 (tahun dasar tahun 2000)
     Teh    : 120 ton @ $1/kg                       =        $120.000
     Kopi : 100 ton @ $2/kg                          =        $200.000
     Total                                                     =        $320.000     

  
2.4. GNP/GDP Potensial & Aktual (Sebenarnya)
    
GNP/GDP potensial (pendapatan nasional) potensial adalah nilai output atau pendapatan nasional yang seharusnya dapat dihasilkan jika semua sumberdaya dimanfaatkan pada tingkat normal.

GNP/GDP aktual (pendapatan nasional sebenarnya) adalah nilai output atau pendapatan nasional yang pada kenyataannya dihasilkan.

2.5. GNP/GDP Gap (Senjang Keluaran, Senjang GNP/GDP)

GNP/GDP gap mengukur perbedaan antara apa yang seharusnya dapat dihasilkan jika pendapatan potensial tercapai dengan apa yang secara aktual (sebenarnya) dihasilkan, diukur dengan GNP/GDP saat ini.

2.6. Produk Nasional Neto (Net National Product)

Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

2.7. Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

2.8. Pendapatan Perseorangan (Personal Income)

Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

2.9. Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
  
3. Business Cycle (Siklus Bisnis = Konjungtur)


Business cycle adalah pasang surutnya aktivitas bisnis yang terjadi pada kecenderungan jangka panjang. Siklus bisnis merupakan cerminan fluktuasi tahunan pada laju pertumbuhan GNP/GDP riil









Lembah (trough)
·                           Tingginya pengangguran
·                           Rendahnya tingkat permintaan
·                           Rendahnya kapasitas produksi
·                           Terdapat sejumlah kapasitas produksi yang tidak digunakan
·                           Keuntungan bisnis rendah
·                           Banyak perusahaan yang enggan untuk berinvestasi


Pemulihan (Recovery = Expansion)
  • Meningkatnya kesempatan kerja, pendapatan, dan belanja konsumsi
  • Adanya penggantian mesin-mesin tua
  • Meningkatnya produksi, penjualan dan laba
  • Meningkatnya investasi

Puncak (Peak)
  • Kapasitas produksi terpasang mengalami utilisasi (penggunaan) yang tinggi
  • Mulai terasa kekurangan tenaga kerja dan bahan baku
  • Biaya & tingkat harga naik akan tetapi bisnis masih menguntungkan

Resesi (recession = contraction)
  • Terjadinya penurunan aktivitas ekonomi
  • Permintaan, produksi dan kesempatan kerja menurun
  • Laba perusahaan turun
  • Pendapatan rumah tangga menurun
  • Investasi menjadi tidak menguntungkan

4. Perhitungan Pendapatan Nasional

Terdapat tiga cara perhitungan pendapatan nasional (GNP/GDP) suatu negara, yaitu :
  1. Perhitungan dari sisi output (output approach = metode produksi)
  2. Perhitungan dari sisi pengeluaran   (expenditure approach)
  3. Perhitungan dari sisi pendapatan (income approach)
4.1. Perhitungan Pendapatan Nasional Dari Sisi Output (Output Approach = 
       Metode Produksi)

Dengan metode ini pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan produksi (output) barang-barang dan jasa-jasa selama satu periode tertentu. Di Indonesia, pendapatan nasional dihitung dari penjumlahan output yang dihasilkan sektor-sektor dalam perekonomian, seperti sektor pertambangan, pertanian, kehutanan, pariwisata, perdagangan dll. Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) yaitu :
  • Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
  • Pertambangan dan Penggalian
  • Industri Pengolahan
  • Listrik, Gas dan Air Bersih
  • Konstruksi
  • Perdagangan, Hotel dan Restoran
  • Pengangkutan dan Komunikasi
  • Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
  • Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.

Dalam perhitungannya digunakan perhitungan nilai tambah (added value)  Dalam perhitungan ini nilai output harus dikurangi nilai input yang merupakan output dan dibeli dari perusahaan lain. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perhitungan dua kali (double counting) nilai output.

Contoh :
Nilai produksi bruto minyak goreng sawit tahun 2006 = $1.400 juta
Bahan baku (kelapa sawit) dan bahan baku penolong lain = $ 800 juta
Nilai tambah bruto minyak goreng sawit = $1.400 juta - $ 800 juta = $ 600 juta 

4.2. Perhitungan Pendapatan Nasional Dari Sisi Pengeluaran (Expenditure 
       Approach)

Pendapatan nasional dihitung dari sisi pengeluaran dengan menjumlahkan berbagai pengeluaran yang diperlukan untuk membeli output akhir. Ini merupakan jumlah dari empat kategori pengeluaran, yaitu : konsumsi (consumption), investasi (investment), pemerintah (government expenditure), dan ekspor neto (nett export = selisih ekspor dengan impor).

  1. Pengeluaran Konsumsi (Consumption = C)
Ini merupakan pengeluaran pada semua barang dan jasa yang dihasilkan dan dijual kepada pembeli akhir. Dalam perhitungan ini dikecualikan rumah tinggal yang dihitung sebagai investasi.

  1. Pengeluaran Investasi (Investment = I)
Ini merupakan pengeluaran pada barang-barang investasi, yaitu barang-barang yang tidak digunakan untuk konsumsi sekarang, termasuk persediaan (inventory), barang modal (seperti pabrik, mesin dan gudang) dan rumah tinggal.

  1. Belanja Barang dan Jasa Oleh Pemerintah (Government Expenditure = G)
Yang dimasukkan sebagai bagian GNP/GDP hanyalah pengeluaran pemerintah dalam menghasilkan barang dan jasa yang sekarang saja. Sedangkan pembayaran transfer (transfer payment), seperti pembayaran jaminan sosial, asuransi, pensiun dan kesejahteraan tidak dimasukkan.

  1. Ekspor Neto (Nett Export = X-M)
Ekspor neto adalah total ekspor dikurangi total impor suatu negara

Secara matematis, pendapatan nasional dari sisi pengeluaran digambarkan sbb. :
               Y = C + I + G + NX      atau
               Y = C + I + G + X – M

4.3.                   Perhitungan Pendapatan Nasional Dari  Sisi Pendapatan

Dari sisi pendapatan, pendapatan nasional merupakan penjumlahan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).

1)    Upah atau gaji, yaitu pembayaran atas jasa tenaga kerja. Termasuk di sini upah bersih (take home pay), pajak penghasilan, jaminan sosial, iuran dana pensiun dan imbalan lainnya.

2)    Sewa, yaitu pembayaran atas faktor yang disewa.

3)    Bunga, yaitu termasuk bunga yang dihasilkan dari deposito di bank, bunga pinjaman kepada perusahaan dan bermacam-macam pendapatan investasi lainnya.

4)    Laba, yaitu baik laba yang dibagikan (dividen) dan laba yang ditahan dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional.

5)    Pajak usaha tidak langsung, yaitu pajak atas produksi dan penjualan barang dan jasa.

6)    Subsidi pemerintah pada barang dan jasa dikurangkan dari perhitungan pendapatan nasional.

5.     Kegunaan Statistik Pendapatan Nasional

Data pendapatan nasional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah :
  1. GDP harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara. Nilai GDP yang besar menunjukkan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.
  2. GNP harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu negara.
  3. GDP harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setipa sektor dari tahun ke tahun.
  4. Distribusi GDP harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu negara.
  5. GDP harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri.
  6. Distribusi GDP menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.
  7. GDP penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.
  8. GDP dan GNP per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai GNP dan GDP per kepala atau per satu orang penduduk.
  9. GDP dan GNP per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.

Disamping itu,  perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian atau jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris,  Jepang  merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.

Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.


Comments