Ekonomi Makro Bab IV Konsumsi, Simpanan (Tabungan) Dan Pengeluaran Agregat
BAB IV
KONSUMSI,
SIMPANAN (TABUNGAN) DAN PENGELUARAN AGREGAT
1. Konsumsi Rumah Tangga
Rumah tangga merupakan konsumen atau pemakai barang dan jasa sekaligus juga
pemilik faktor-faktor produksi tenaga kerja, lahan, modal dan kewirausahaan.
Rumah tangga menjual atau mengelola faktor-faktor produksi tersebut untuk
memperoleh balas jasa. Balas jasa atau imbalan tersebut adalah upah, sewa,
bunga dividen, dan laba yang merupakan komponen penerimaan atau pendapatan
rumah tangga.
Penerimaan lain yang mungkin diperoleh rumah tangga adalah transfer (pemberian cuma-cuma), perkiraan pendapatan (imputasi) dari rumah milik rumah tangga tersebut yang ditempati sendiri atau ditempati pihak lain dengan bebas sewa, dan hasil produksi barang/jasa dari kegiatan yang tidak digolongkan sebagai kegiatan usaha rumah tangga. Transfer yang diterima berasal dari pemerintah, badan usaha, lembaga nirlaba, rumah tangga lain, maupun dari luar negeri.
Ada dua cara penggunaan pendapatan. Pertama, membelanjakannya untuk barang-barang konsumsi. Kedua, tidak membelanjakannya seperti ditabung.
Pengeluaran konsumsi dilakukan untuk mempertahankan taraf hidup. Pada
tingkat pendapatan yang rendah, pengeluaran konsumsi umumnya dibelanjakan untuk
kebutuhan-kebutuhan pokok guna memenuhi kebutuhan jasmani. Konsumsi makanan
merupakan faktor terpenting karena makanan merupakan jenis barang utama untuk
mempertahankan kelangsungan hidup. Akan tetapi terdapat berbagai macam barang
konsumsi (termasuk sandang, perumahan, bahan bakar, dan sebagainya) yang dapat
dianggap sebagai kebutuhan untuk menyelenggarakan rumah tangga.
Keanekaragamannya tergantung pada tingkat pendapatan rumah tangga. Tingkat
pendapatan yang berbeda-beda mengakibatkan perbedaan taraf konsumsi.
Apabila penerimaan rumah tangga dikurangi dengan pengeluaran untuk konsumsi dan untuk transfer, maka diperoleh nilai tabungan rumah tangga. Kalau perilaku konsumsi memperlihatkan dasar pendapatan yang dibelanjakan, maka tabungan adalah merupakan unsur penting dalam proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Tabungan memungkinkan terciptanya modal yang dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian. Untuk dapat melihat apa yang dilakukan rumah tangga responden atas tabungannya dibutuhkan data tabungan seperti yang disimpan di bank atau koperasi, jumlah investasi, serta transaksi keuangan lainnya.
Kenyataannya, selisih penerimaan dengan pengeluaran rumah tangga responden ada yang negatif (defisit), sehingga dalam membiayai pengeluaran dan investasinya diperlukan pinjaman (hutang), maka rumah tanggapun ada yang berhutang, dan ada yang meminjamkan uang (piutang). Jadi selain dari tabungan, sumber dana investasi dapat berasal dari pinjaman. Disamping itu, ada pula rumah tangga yang melakukan kegiatan di pasar uang atau di pasar modal sehingga terjadi transaksi finansial (keuangan) antar rumah tangga maupun dengan sektor ekonomi lain. Investasi finansial dapat berupa uang tunai, simpanan di bank, dan pemilikan surat berharga.
Rumah tangga terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai karakteristik berbeda, baik dalam hal penerimaan maupun pengeluarannya. Dalam hal pengeluaran konsumsi ada yang dilakukan secara bersama, tetapi ada pula yang dilakukan oleh masing-masing. Sedangkan dalam hal pendapatan, ada rumah tangga yang pendapatannya dari upah/gaji saja, dari usaha saja, atau dari gabungan keduanya. Bahkan ada yang dari selain keduanya, misalnya dari pensiun, bagi hasil, dan sebagainya. Hal ini tergantung dari keaktifan mereka dalam kegiatan ekonomi
2. Fungsi Konsumsi
2.1. Pengertian Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara konsumsi dengan berbagai
variabel yang mempengaruhinya. Pada teori yang paling sederhana, konsumsi
ditentukan oleh disposable income sekarang.
Disposable income adalah pendapatan perorangan bersih, setelah dikurangi
pajak, yang merupakan bagian pendapatan rumah tangga yang tersedia untuk untuk
konsumsi dan tabungan.
2.2. Average Propensity to Consume (APC = Kecenderungan
Mengkonsumsi Rata-Rata)
APC adalah pengeluaran total untuk mengkonsumsi dibagi total disposable
income.
APC = C/Yd
dimana C = konsumsi dan Yd = disposable income.
Jadi APC merupakan rasio atau perbandingan antara besarnya konsumsi yang
akan dilakukan rumah tangga pada berbagai tingkat disposable income dengan
disposable income itu sendiri.
2.3. Marginal Propensity to Consume (MPC =
Kecenderungan
Mengkonsumsi Marjinal)
MPC adalah perubahan konsumsi dibagi perubahan disposable income.
MPC = ∆C/∆Yd
Jadi MPC menunjukkan perbandingan antara jumlah tambahan konsumsi yang
dilakukan rumah tangga dengan tambahan disposable income yang diterima, atau
menunjukkan besarnya rupiah perubahan konsumsi untuk setiap perubahan satu
rupiah disposable income.
2.4. Contoh Tabel Konsumsi, Tabungan, APC dan MPC
2.5. Grafik Fungsi Konsumsi
Catatan :
- Garis 45˚ menunjukkan konsumsi yang diinginkan sama dengan disposable income (C = Yd).
- Titik perpotongan antara garis 45˚ dengan kurva C di titik E merupakan tingkat dimana konsumsi sama dengan disposable income, atau seluruh disposable income dihabiskan untuk konsumsi.
- Di sebelah kiri titik E konsumsi lebih besar dari disposable income atau terjadi dissaving.
- MPC menentukan kemiringan kurva atau fungsi konsumsi. Kemiringan fungsi konsumsi adalah positif artinya kenaikan pendapatan akan mengakibatkan kenaikan dalam konsumsi
2.6. Fungsi Konsumsi Secara
Matematis
C = f (Yd) C = a + bYd
dimana : a = intercept (konstanta); b = slope atau MPC
3. Fungsi Simpanan (Fungsi Tabungan)
3.1.
Pengertian Simpanan (Tabungan = Saving)
Simpanan adalah
semua disposable income yang tidak dikonsumsi.
3.2. Pengertian
Fungsi Simpanan
Fungsi simpanan
adalah daftar, grafik atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara simpanan
dengan berbagai variabel yang mempengaruhinya, yang pada teori yang paling
sederhana ditentukan oleh disposable income.
3.3. Average Propensity to
Save (APS = Kecenderungan Menabung Rata-Rata)
APS adalah
simpanan total yang diinginkan dibagi dengan total disposable income.
APS = S/Yd
Jadi APS
merupakan bagian dari disposable income yang ingin ditabung oleh rumah tangga.
3.4. Marginal Propensity to Save (MPS = Kecenderungan
Menabung Marjinal)
MPS adalah
perubahan tabungan dibagi dengan disposable income.
MPS = ∆S/∆Yd
Jadi MPS
menunjukkan besarnya tambahan rupiah yang ingin ditabung oleh rumah tangga
akibat bertambahnya disposable income sebesar satu rupiah.
3.5. Contoh Tabel Konsumsi, Tabungan, APS dan MPS
3.6. Grafik Fungsi Tabungan/Simpanan
3.7. Fungsi Tabungan/Simpanan Secara Matematis
Yd = S + C
S = Yd – C
S = Yd – (a + bYd)
S = Yd – a – bYd
S = - a + (1 – b)Yd
dimana :
a = intercept (konstanta); b = MPC; dan (1 – b) = MPS
3.8. Hubungan APC dan APS
Yd = C + S
------------------ : Yd
Yd/Yd = C/Yd + S/Yd
1 = APC + APS
Jadi pada setiap tingkat disposable income, APC + APS = 1
Dari contoh :
bila APC = 1,80 maka APS = - 0,80
bilaAPC = 0,90
maka APS = 0,10
3.9. Hubungan MPC dengan MPS
Yd = C + S
∆Yd = ∆C + ∆S
-----------------------
: ∆Yd
∆Yd/ ∆Yd = ∆C/∆Yd +
∆S/∆Yd
1 = MPC + MPS
Jadi pada setiap tingkat disposable income, MPC + MPS = 1
Contoh : Bila MPC = 0,80, maka MPS = 0,20
4. Fungsi Pengeluaran Agregat (Aggregate Expenditure)
4.1. Pengertian
Fungsi Pengeluaran Agregat
Fungsi
pengeluaran agregat adalah daftar, grafik atau persamaan yang menunjukkan
hubungan antara tingkat pengeluaran riil (yang terdiri dari C, I, G dan NX)
dengan tingkat pendapatan nasional riil.
Dalam ekonomi yang disederhanakan, pengeluaran agregat (AE) sama dengan C +
I
AE = C + I
4.2. Contoh Tabel Pengeluaran
Agregat
4.3. Kurva Pengeluaran Agregat
5. Pembentukan/Penetapan Pendapatan Nasional
Ekuilibrium
Pendapatan
nasional akan berada dalam keadaan ekuilibrium, jika :
- Pengeluaran
agregat yang diinginkan sama dengan pendapatan nasional.
- Simpanan
yang diinginkan sama dengan investasi yang diinginkan.
Contoh Tabel
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan nasional berada pada ekuilibrium (keseimbangan) pada saat Y = AE = 1.750 atau S = I = 250.
TERIMAKASIH BAPAK,SANGAT MEMBANTU
ReplyDelete