Bisnis Internasional Bab XI : Komunikasi Bisnis Internasional
BAB XI
KOMUNIKASI BISNIS
INTERNASIONAL :
KOMUNIKASI LINTAS
BUDAYA
1. Pengertian
Komunikasi Bisnis
Komunikasi adalah suatu proses
pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem, baik dengan
simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Sedangkan komunikasi
bisnis merupakan komunikasi yang digunakan di dalam dunia bisnis, mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal
Komunikasi verbal merupakan salah
satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Pada umumnya, untuk mengirimkan pesan bisnis, orang lebih
senang berbicara daripada menulis. Alasannya karena lebih praktis. Disamping
itu, mereka yang terlibat dalam dunia
bisnis cenderung lebih suka memperoleh atau mendapatkan informasi dari pada
menyampaikan. Untuk melakukan hal tersebut, mereka memerlukan keterampilan
mendengar (listening) dan membaca (reading).
Sedangkan
komunikasi non-verbal merupakan bentuk komunikasi dalam bentuk bahasa isyarat,
simbol-simbol, ekspresi wajah, intonasi suara, sandi dan warna. Komunikasi
nonverbal dianggap penting karena sifatnya yang efisien, tingkat kepercayaan
yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan
bahasa isyarat, sangat penting untuk menyampaikan perasaan dan emosi, dan seseorang
dapat mendeteksi kecurangan atau menegaskan kejujuran pembicara. Dalam dunia
bisnis, komunikasi nonverbal dapat membantu menentukan kredibilitas dan potensi
kepemimpinan seseorang. Jika seseorang dapat belajar mengelola kesan yang
dibuat dengan bahasa isyarat, karakteristik atau ekspresi wajah, suara dan
penampilan, ia dapat melakukan komunikasi dengan baik. Dengan kata lain,
seorang manajer harus dapat menjadi komunikator yang baik.
Komunikasi non-verbal dapat digunakan untuk mengatur alur percakapan, menyediakan/memberikan
informasi, mengekspresikan emosi, memberi sifat, melengkapi, menentang atau
mengembangkan pesan-pesan verbal, mengendalikan atau mempengaruhi orang lain,
dan mempermudah tugas-tugas khusus
2. Pentingnya
Komunikasi Bisnis Internasional
Dalam bisnis internasional dewasa
ini, komunikasi bisnis internasional menjadi sangat penting. Semakin terbukanya
peluang perusahaan memasuki pasar internasional sebagai akibat keterbukaan
ekonomi dunia dengan dilaksanakannya perdagangan bebas dan terbentuknya
kelompok-kelompok ekonomi regional, seperti AFTA (Asean Free Trade Area), NAFTA (North
America Free Trade Area) dan Uni Eropa, makin meningkatkan peluang bisnis
internasional dan makin luasnya pasar internasional. Memasuki pasar baru di
luar negeri berarti menghadapi beragam manusia dari berbagai negara, bangsa,
dan suku bangsa dengan keanekaragaman budayanya. Oleh karena itu kemampuan
berkomunikasi dengan pelanggan dan pemangku kepentingan (stake holders) setempat menjadi sangat penting dalam pencapaian
tujuan perusahaan. Pentingnya komunikasi bisnis internasional dipengaruhi juga
antara lain oleh semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang inovatif, perubahan lingkungan kerja akibat adanya
perubahan-perubahan tersebut, tenaga kerja yang semakin beragam, dan munculnya
perekonomian baru berbasis informasi dan pengetahuan
3. Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Komunikasi yang digunakan dalam
dunia bisnis internasional, baik komunikasi verbal maupun nonverbal, harus memperhatikan
faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas
budaya bukan hanya semata-mata budaya asing (internasional) tetapi juga budaya
yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.
Budaya merupakan tipikal
karakteristik perilaku dalam suatu kelompok masyarakat, yang meliputi seperangkat
sistem nilai, kepercayaan atau keyakinan, simbol-simbol, standar, pengetahuan,
moral, hukum, adat istiadat dan perilaku yang menentukan bagaimana seseorang
bertindak, berperasaan dan memandang dirinya serta orang lain.
Terdapat tiga tingkatan budaya,
yaitu (i) tingkatan formal, yaitu sebuah tradisi atau kebiasaan yang dilakukan
oleh suatu masyarakat yang turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya
dan bersifat formal; (ii) tingkatan informal, yaitu budaya yang lebih banyak
diteruskan oleh suatu masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya melalui
apa yang didengar, dilihat, digunakan dan dilakukan tanpa mengetahui alasannya
mengapa hal itu dilakukan; dan (iii) tingkatan teknis, yaitu bukti-bukti dan
aturan-aturan yang memiliki suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus
atau tidak boleh dilakukan.
4. Mengenal Perbedaan Budaya
Menurut Boovee dan Thill (2003) perbedaan budaya dapat
terlihat dari konteks budaya, gaya komunikasi, nilai-nilai sosial, peran dan
status, kebiasaan dalam pengambilan keputusan, sikap terhadap waktu, konsep
jarak komunikasi, bahasa tubuh, perilaku sosial, perilaku etis, dan budaya
perusahaan yang ada di masyarakat.
- Konteks budaya
Konteks budaya
merupakan petunjuk fisik dan pemahaman implisit yang menyertai makna di antara
mereka yang melakukan komunikasi. Berdasarkan konsep konteks budaya, budaya
dibedakan menjadi budaya konteks rendah dan budaya konteks tinggi. Budaya
konteks rendah misalnya dimiliki oleh eksekutif dari Amerika Utara dan Eropa,
sedangkan budaya konteks tinggi dimiliki oleh eksekutif Jepang, Cina dan Arab. Eksekutif
dengan budaya konteks rendah cenderung menyukai interaksi verbal langsung,
memahami makna pada satu tingkat saja, kurang fasih membaca isyarat non-verbal,
logis, analitis, menghargai individualisme, berorientasi tindakan, kurang
tergantung pada lingkungan untuk mengungkapkan makna, dan mengatakan “tidak”
secara langsung. Sedangkan eksekutif dengan budaya konteks tinggi cenderung
menyukai interaksi verbal tidak langsung, memahami makna yang melekat pada
banyak tingkat sosiokultural, lebih mampu membaca isyarat non-verbal,
menghargai kebersamaan kelompok, lebih tergantung pada konteks dan perasaan, dan
menghindari berkata “tidak”.
- Gaya komunikasi
Eksekutif
dengan budaya konteks rendah berkomunikasi dengan pesan yang terstruktur dengan
baik, memberi rincian, menekankan makna harfiah, memberi otoritas pada
informasi tertulis, kata-kata sangat penting, khususnya dalam kontrak dan
negoisasi. Sedangkan eksekutif dengan konteks budaya tinggi berkomunikasi dalam
pesan sederhana, ambigu, tidak terstruktur, lebih menekankan pada konteks di
sekitar daripada kata-kata dalam sebuah negoisasi, dan memahami pesan visual.
- Nilai-nilai sosial
Perbedaan
di dalam nilai-nilai sosial dalam budaya dan di
masyarakat atau negara akan sangat mempengaruhi pengambilan keputusan
bisnis. Sebagai contoh, penduduk Amerika Serikat, yang menjunjung kerja keras
dan kerja efisien, berpandangan penggunaan dua tenaga kerja dengan metode kerja
modern dianggap lebih baik dibanding penggunaan empat pekerja dengan metode
kerja tradisional. Sedangkan di negara-negara berkembang dengan angka
pengangguran yang relatif tinggi, manager berpandangan menciptakan pekerjaan
lebih penting dibanding bekerja secara efisien, sehingga lebih baik
mempekerjakan empat orang dibanding dua orang.
- Peran dan status
Budaya seringkali
menentukan peran seseorang yang ada di masyarakat Misalnya,
masalah gender seringkali mempengaruhi peran seseorang di dalam kegiatan bisnis
sering. Di beberapa negara, terutama negara berkembang, peran perempuan dalam
dunia bisnis masih relatif sangat lemah. Secara umum, di negara
maju peran perempuan dalam bisnis relatif lebih kuat dibanding di negara
berkembang Dalam konsep status juga terdapat cara pandang berbeda. Di
banyak negara, status seseorang, seperti apakah dia manajer puncak, menengah
atau bawah, dapat dilihat dari ruang kerjanya. Di Amerika Serikat, misalnya,
seorang eksekutif ditandai dengan ruang kantor pribadi yang luas, dengan
asesori yang mewah. Di beberapa negara, status sesorang dapat dilihat
kehadirannya di suatu pertemuan atau rapat, dimana para eksekutif biasanya
datang setelah semua staf hadir, sedangkan di negara maju eksekutif dan staf
datang sesuai dengan waktu undangan yang telah ditetapkan.
- Pengambilan keputusan
Kebiasaan membuat
atau mengambil keputusan oleh para eksekutif juga sering berbeda antara satu
negara dengan negara lainnya. Di negara seperti Amerika Serikat dan Kanada,
pengambilan keputusan penting diambil oleh para eksekutif secara cepat dan
efisien. Sedangkan di Pakistan, pengambilan keputusan cukup diambil oleh
eksekutif tertinggi, dan di Cina dan Jepang pengambilan keputusan dilakukan
secara konsensus melalui suatu proses yang panjang, sehingga cenderung
bertele-tele.
- Konsep waktu
Dalam
budaya berbagai bangsa terdapat perbedaan mengenai konsep waktu. Para eksekutif di sebagaian besar negara maju menganggap
waktu sebagai sesuatu yang sangat berharga, dan menghubungkannya dengan produktivitas,
efisiensi dan uang, sehingga harusn dimanfaatkan seefisien mungkin. Membuat
seseorang harus menunggu dalam pertemuan bisnis dianggap merupakan hal yang
tidak sopan dan membuang sesuatu yang berharga. Hal sebaliknya terdapat pada
pandangan eksekutif dari Asia, dimana mereka
memandang waktu lebih fleksibel, dan menurut mereka menciptakan hubungan bisnis
adalah lebih penting daripada menepati batas waktu atau jadwal yang ketat.
- Konsep jarak komunikasi
Konsep
jarak dalam berkomunikasi mempunyai perbedaan antara suatu bangsa dengan bangsa
yang lain. Sebagai contoh, orang Kanada dan Amerika Serikat menjaga jarak
sekitar lima
kaki pada saat mereka melakukan komunikasi bisnis. Sedangkan bagi orang Jerman
dan Jepang jarak tersebut terlalu dekat, dan bagi orang Arab dan Amerika Latin
jarak tersebut terlalu jauh.
- Bahasa tubuh
Perbedaan
bahasa tubuh sering menjadi penyebab kesalahpahaman komunikasi lintas budaya,
padahal bahasa tubuh oleh berbagai bangsa sering digunakan untuk membantu
menjelaskan pesan yang ingin disampaikan. Orang yang berbeda budaya seringkali
salah di dalam menangkap bahasa tubuh. Sebagai contoh, untuk menunjukkan tanda
ketidaksetujuan, orang Indonesia menggelengkan kepala ke kanan dan kiri, orang
Sisilia dengan mengangkat bahu ke atas, dan orang Bulgaria dengan menggerakkan
kepala ke atas dan bawah.
- Perilaku sosial
Terdapat
perbedaan pandangan mengenai suatu perilaku, apa yang dianggap sopan oleh suatu
bangsa dapat dianggap sebaliknya oleh bangsa lain. Sebagai contoh, menaikkan
kaki di atas meja atau memberikan sesuatu dengan menggunakan tangan kiri
dianggap hal yang biasa oleh orang Amerika Serikat, akan tetapi tidak demikian
oleh sebagian besar orang Asia.
- Perilaku etis
Perilaku yang
dianggap etis bisa berbeda antara suatu bangsa dengan bangsa lain. Pemberian
hadiah oleh pengusaha kepada pejabat pemerintah dianggap biasa dan bukan
merupakan tindakan illegal di beberapa negara, akan tetapi oleh orang Amerika
hal ini dianggap sebagai sesuatu yang illegal atau merupakan bentuk suap sehingga merupakan tindakan yang tidak etis.
- Perbedaan budaya perusahaan
Budaya perusahaan
di berbagai negara seringkali berbeda satu dengan lainnya. Budaya perusahaan
merupakan cara suatu perusahaan dalam melaksanakan sesuatu, sehingga membentuk
bagaimana perasaan orang mengenai perusahaan dan pekerjaan yang dilakukannya,
cara menafsirkan dan bereaksi satu sama lainnya, dan harapan menyangkut
perubahan dalam bisnis. Perbedaan
budaya perusahaan seringkali menyebabkan kegagalan di dalam melakukan aliansi
strategis dengan perusahaan asing.
5. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Lintas Budaya
Apabila
seseorang akan melakukan bisnis orang yang berbeda budaya, terdapat beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan
komunikasi antar budaya.
- Pelajari budaya sendiri
Langkah
pertama adalah mempelajari budaya sendiri terkait dengan persepsi mengenai adat
istiadat, etika, norma, dan lain-lain, dengan kesadaran bahwa hal itu mungkin
akan berbeda dengan budaya dari orang dari negara atau bangsa lain. Dalam
kaitannya dengan hal di atas, perlu dipelajari perbedaan di dalam isyarat
nonverbal, seperti makna ekspresi wajah, bahasa tubuh, penggunaan waktu dan
ruang, dan lain-lain.
- Pelajari budaya lain
Langkah
kedua adalah mempelajari budaya lain.
Pengetahuan mengenai budaya lain dapat diperoleh dengan melakukan pelatihan
khusus mengenai budaya negara atau bangsa lain. Pengetahuan ini akan membantu salah
persepsi mengenai budaya asing, mengurangi ketakutan, meminimalkan
kesalahpahaman, dan meningkatkan kesiapan dalam mengahdapi budaya yang berbeda.
- Hindari etnosentrisme
Etnosentrisme
adalah kecenderungan untuk menilai kelompok lain dengan standar, tingkah laku,
dan tradisi kelompok sendiri dan memandang kelompok lain lebih rendah. Cara
menghindari etnosentrisme adalah dengan menerapkan azas kesamaan bahwa tidak
ada budaya superior dan budaya inferior, memperlakukan orang lain seperti kita
ingin diperlakukan oleh orang lain, dan memperlakukan orang lain seperti mereka
memperlakukan diri mereka.
- Hindari menghakimi
Hindari
menghakimi budaya lain sebagai benar atau salah. Artinya berusahalah untuk
menerima budaya lain sebagai berbeda, dan tidak menilai benar atau salah dari
sudut pandang budaya kita.
- Bersikaplah fleksibel
Apabila
terjadi pertentangan budaya, carilah jalan keluar dengan menghargai kedua
budaya, dan bersikaplah fleksibel dalam membangun kompromi.
- Penggunaan bahasa
Bahasa
Inggris merupakan bahasa yang secara umum digunakan dalam hubungan bisnis
internasional. Walaupun demikian harus disadari bahwa terdapat bahasa lain yang seringkali
digunakan, yaitu bahasa Perancis, Spanyol dan Mandarin. Dalam penggunaan bahasa
Inggris, sedapat mungkin gunakan bahasa Inggris yang sederhana apabila
berhubungan dengan orang lain yang menggunakan bahasa Inggris bukan sebagai
bahasa ibu. Hilangkan permainan kata dan penggunaan idiom, jargon, akronim dan
apa saja yang sulit diterjemahkan.
- Penyampaian pesan lisan
Dalam
menyampaikan pesan lisan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
antara lain : gunakan bahasa Inggris sederhana dan standar, pelajari
ungkapan-ungkapan asing, berbicaralah dengan pelan dan jelas, pelajari pesan
mata pendengar apakah mereka mengerti
atau tidak mengenai apa yang disampaikan, sering berhenti untuk mengecek
pemahaman, menerima kesalahan apabila terjadi kesalahpahaman, selalulah
tersenyum, dengarkan pandangan pendengar tanpa mencela, dan setelah percakapan
atau negosisasi lisan konfirmasikan dengan surat tindak lanjut.
- Penyampaian pesan tertulis
Dalam
penyampaian pesan tertulis, seperti pengiriman surat atau dokumen, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu antara lain : gunakan format surat
atau dokumen lokal, gunakan kalimat dan paragraf singkat dan pendek, gunakan
kalimat yang jelas (seperti hindari penggunaan idiom, peribahasa, dan singkatan), gunakan tata bahasa yang benar,
kutip angka dengan hati-hati, dan sesuaikan susunan, nada dan gaya bahasa
dengan pembaca.
6. Komunikasi Dalam Tim Multi Budaya
Sebuah
perusahaan internasional umumnya memiliki karyawan dengan lebih dari satu
kebangsaan atau bahkan banyak kebangsaan. Karena adanya keterbatasan jumlah
karyawan, atau karena keterbatasan tenaga ahli, di dalam pencapaian suatu
tujuan perusahaan seringkali dibentuk tim atau kelompok kecil, dimana
anggotanya terdiri dari berbagai kebangsaan dengan berbagai keahlian. Alasan
pembentukan tim dan karakteristik tim yang berhasil diuraikan di bawah ini.
6.1. Alasan Pembentukan Tim
- Untuk memperoleh keputusan yang lebih baik, akurat dan efektif, dimana masing-masing anggota tim dapat memberikan kontribusi berdasarkan keahlian masing-masing.
- Tim akan dapat bertindak secara cepat merespons sesuatu masalah yang muncul.
- Tim dapat lebih mudah melihat peluang-peluang dalam peningkatan efisiensi, karena anggota tim secara langsung dan intensif mencari upaya pemecahan masalah dari tugas yang dibebankan.
- Keputusan yang diambil secara bersama oleh tim biasanya dapat diterima dan didukung oleh seluruh anggota tim.
- Anggota tim yang memberi masukan terhadap suatu keputusan cenderung tidak resisten atau dapat menerima perubahan yang terjadi akibat keputusan tersebut.
- Kesuksesan tim dapat meningkatkan kepuasan pribadi dan moral kerja anggota tim, maupun tim secara keseluruhan.
- Karena semua anggota bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, maka hal ini akan mengurangi risiko dipersalahkan untuk setiap anggota tim.
6.2. Karakteristik Tim Yang Berhasil
- Tim memiliki ukuran yang kecil dengan keahlian anggota tim yang beragam. Sebuah tim biasanya memiliki anggota antara dua sampai 25 orang, dan empat sampai 5 anggota merupakan jumlah yang optimal.
- Masing-masing anggota tim menyetujui tujuan pembentukan tim yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
- Tim memiliki prosedur kerja, yang meliputi antara lain jangka waktu dari tahapan pencapaian tujuan, penetapan peran dan tugas masing-masing anggota, dan cara pengambilan keputusan. Tim memiliki daftar periksa (check list) untuk menilai apakah tim telah mencapai sasaran yang telah ditetapkan atau belum dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan apabila kemajuan belum memuaskan.
- Keputusan yang terbaik harus diambil secara konsensus, dimana semua anggota setuju. Perbedaan pendapat yang muncul di antara anggota harus didasarkan pada tugas dan bukan masalah pribadi, dan dapat diselesaikan dengan melakukan negoisasi secara adil.
- Tim terbaik melakukan tukar menukar informasi dan penyampaian ide-ide secara bebas dalam lingkungan atau suasana yang informal. Anggota tim terlibat secara aktif. berbicara secara jelas, pasti, mendorong umpan balik, membaca bahasa tubuh, dan terlibat dalam perdebatan yang konstruktif dan bijaksana, serta mampu menyelipkan humor dalam interaksinya.
- Anggota tim memiliki kemampuan untuk bekerja sama dan bukan bersaing, dimana mereka menyumbangkan ide dan umpan balik tanpa mementingkan diri sendiri.
- Secara keseluruhan, tim memiliki tanjung jawab etis bukan hanya terhadap anggotanya, akan tetapi juga terhadap perusahaan dan masyarakat. Bentuk tanggung jawab etis ini antara lain bertekad untuk melakukan yang terbaik, bertindak untuk kebaikan kelompok, komitmen untuk berlaku adil, bersiap menjadi contoh anggota tim yang baik, dan berperan aktif sebagai anggota tim dengan penuh tanggung jawab.
- Tim yang efektif biasanya tidak memiliki pemimpin formal, akan tetapi melakukan kepemimpinan bergilir berdasarkan keahlian anggota sesuai dengan tahapan perkembangan tim. Banyak tim menentukan kepemimpinan secara demokratis, walaupun dalam masa kritis sering diperlukan seorang pemimpin yang kuat dan berwibawa.
- Dewasa ini, dalam komunikasi antar anggota tim dapat memanfatkan teknologi semaksimal mungkin, termasuk internet, e-mail, mailing-list group, video conference, speaker phone dan lain-lain. Akan tetapi harus dipastikan bahwa semua anggota mampu menggunakannya.
Comments
Post a Comment